Friday, January 16, 2015

Lamunan Pengangguran

            Sudah lama rasanya gak tidur seperti manusia. Setidaknya manusia standar menurut persepsi sebagian orang. Jangan menggeneralisasi.
Entah, ini kali keberapa, tapi rasa khawatir kembali datang. Mau kemana? Ini bukan sedang menentukan tujuan plesiran atau jalan-jalan seperti Jebraw. Tapi lebih ke arah masa depan. Iya, dua menit lagi pun adalah masa depan. But it's about "the future", the mainstream definition of "future". Okay, Roger that.
            Pada dasarnya memilih itu mudah. Setidaknya lebih mudah ketimbang esay atau soal cerita. Tapi konsekuensi dari pilihan itu yang harus mantap dijalani. Entah jika salah memilih akan mengurangi poin atau bahkan menjadi bahan ejekan. Normalnya, pilihan akan selalu menjadi bagian dari dinamika kehidupan manusia. Iya, normalnya. Karena koin selalu punya dua sisi, kanan atau kiri, depan atau belakang, normal atau abnormal.
Alright, just cut the normality crap. Shit is getting out of the context.
            Bicara soal pilihan, sering pilihan itu dipandang sebelah mata karena tidak mengikuti arus utama. Kuliah misalnya. Ada yang sudah menghabiskan empat semester di satu jurusan tetapi memilih untuk pindah ke jurusan lain dengan konsekuensi mengulang dari semester awal. Itu artinya mereset dua tahun masa kuliah.
Sayang banget kan? Padahal tanggung udah semester empat.
Nah, mungkin itu respon sebagian orang. Ada yang kasihan, ada pula yang mencemooh. Tapi, apa mereka tau alasan si mahasiswa pindah jurusan? Atau hanya bersikap reaktif saja? Padahal, si mahasiswa layak diapresiasi. Dia memilih jalan hidupnya. Mungkin sedari awal mimpinya bukan di jurusan A tapi di B. Mungkin bakatnya bukan A tapi B. Terlepas dari itu semua, yang terpenting adalah motivasi itu datang dari nuraninya sendiri, tanpa paksaan tanpa tekanan. Keberanian menentukan nasib sendiri itu patut diacungi jempol.

Sedangkan aku? Heh, I don't have the guts yet. Bukan, bukan soal jurusan. Ini tentang menentukan pilihan. Menghidupkan dan memberi jalan agar mimpi bisa terwujudkan.

            Manusia akan tertidur, mungkin bermimpi dan mungkin bangun lagi. Namun satu yang pasti, jangan biarkan mimpi itu pergi.

No comments:

Post a Comment