Life's a cycle. Shit happens and it's normal.
Entah darimana
jargon itu aku dapatkan, tapi yang pasti itu sejalan dengan pemahamanku atas
segala sesuatu. Seperti kata orang, hidup itu kadang di atas kadang di bawah.
Seperti garpu forklift.
Life's a cycle
Hidup adalah siklus.
Yang namanya siklus sudah pasti berputar. Dari awal, kembali ke awal, yang
baru. Sirkular, tidak linear. Sirkular, siklus, berputar. Pernah lihat gambar
siklus hidup nyamuk? Ya, dari telur, menjadi larva, melewati beberapa tahapan
hingga akhirnya berwujud nyamuk dewasa-yang kemudian bertelur lagi.
siklus nyamuk |
Dari awal
kembali ke awal, yang baru. Siklus. Teori yang selalu aku jadikan pegangan,
terutama saat ada di putaran bawah. Jelas, ini bukan teori ahli yang bisa
dikutip dalam skripsi lalu dijadikan referensi. Setidaknya itu menurutku.
Hidup ini siklus. Dalam pemahaman
yang luas tentunya. Senang-sedih-senang, atas-bawah-atas, pagi-siang-sore-pagi,
dan yang lain-lain. Semuanya berputar sesuai garis edarnya.
Shit happens
Hal
buruk pasti terjadi. Terlepas dari buruk dalam perspektif siapa, karena
realitas manusia itu jamak. Hal yang dianggap buruk pasti akan terjadi,
eventually. Sunatullah. Sebuah keniscayaan bahwa diantara berjuta kejadian
pasti tidak semuanya sesuai keinginan. Terkadang bahkan menyedihkan, memuakkan.
Itulah hidup, shit happens.
It's normal
Hal buruk itu wajar.
Manusia hidup dinamis. Terkadang ke kanan, terkadang ke kiri, dan di lain waktu
mungkin ke atas. Tidak ada yang hidup dalam stagnasi, mandek, tanpa perubahan
diri. Kalaupun ada ya pasti tidak ada. Pasti hanya anggapan semata. Yah,
tulisan inipun anggapan saya semata.
Siklus adalah kedinamisan itu
sendiri. Hidup manusia sesampah apapun pasti pernah atau akan-entah
kapan-menjadi tidak sampah. Itulah siklus. Ibarat sebuah roda nasib manusia ada
di salah satu titiknya. Kalau diameternya kecil maka rotasi akan cepat, cepet
senang cepet susah dan seterusnya. Kalau diameternya luas, ya bisa dibayangkan.
Intinya, hidup ini, selama berwujud materi akan selalu sementara. Entah itu
yang dianggap baik atau sebaliknya.
Selama melihat daun telinga sendiri saja masih perlu cermin, selama itulah kau masih manusia, dengan segala kesementaraannya.
No comments:
Post a Comment